Feeds:
Posts
Comments

Archive for March 16th, 2009

Terkena Serpihan Granat
Senin, 16 Maret 2009 | 07:17

LHOKSEUMAWE- Wakil Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Panggoi, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, M. Hombing (43) asal warga Gampong Blang Panyang, Kecamatan Muara Satu, terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Zainal Abidin di Banda Aceh.

M. Hombing merupakan salah satu korban pelemparan granat yang dilakukan oleh dua orang tak dikenal (OTK) di warung kopi “Reintegrasi” kawasan jembatan Abu Nawah, Loskala, Ujung Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Rabu (11/3) malam lalu sekira pukul 21.00 WIB.

Ia mengalami luka parah pada bagian kaki kiri hingga tembus ketulang, kepala dan tangan. Bahkan, pada Kamis (12/3) lalu sekira pukul 15.00 WIB M. Hombing menjalani operasi untuk dibersihkan serpihan granat ditubuhnya di Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe, di Jalan Samudera, Kecamatan Banda Sakti.

Namun, pada Sabtu (14/3) pagi korban terpaksa dirujuk ke RS Zainal Abidin Banda Aceh, karena tidak sanggup lagi ditangani di RS Kesrem Lhokseumawe. Dimana kondisi kesehatan Wakil Ketua KPA Panggoi ini sangat lemas karena mengalami luka parah akibat terkena serpihan granat milik OTK.

Sebelumnya, Muhammad Raden (40), asal warga Los Kala, mengalami luka serius pada bagian kepala yang diperkirakan mengalami retak, dada dan luka dipunggung. Korban ini juga sudah di rujuk ke Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh, pada Kamis (12/3) lalu karena tidak sanggup ditangani oleh RS Kesrem Lhokseumawe, akibat keterbatasan peralatan yang dimilik pihak RS setempat.

Menurut beberapa perawat di ruang ICU kepada wartawan beberapa hari lalu, Muhammad Raden harus dapat dioperasi dan scan terhadap kepalanya yang retak.

Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pase, Dedy Safrizal, saat dikonfirmasi wartawan koran ini, siang kemarin, juga membenarkan M. Hombing telah dirujuk ke RS Zainal Abidin Banda Aceh, untuk mendapatkan perawatan intensitif terhadap luka serpihan granat yang dialaminnya.

“Jadi sampai saat ini sudah dua orang korban yang kita bawa ke Banda Aceh, setelah sebelumnya Muhammad Raden dan pada Sabtu kemarin adalah M. Hombing, karena kondisi kesehatannya sangat memprihatinkan dan lemas,”ujar Jubir KPA Pase.

Selain itu, sebut Dedy, jika kedua korban tersebut tidak sanggup di tangani di Banda Aceh, maka akan segera dibawa ke Malasyia untuk mendapatkan perawatan yang intensif.

Sementara itu tiga korban granat lainnya, yakni Asnawi (35) warga Gampong Panggoi, mengalami luka di bagian dada, kaki dan tangan serta Syukri (28) warga Gampong Panggoi, juga mengalami luka pada bagian yang sama. Selanjutnya, M. Amin Gadeng (50) warga Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, mengalami luka pada bagian kaki, dada dan tangan. Hingga kemarin, ketiga korban tersebut masih menjalani perawatan intensif di Ruang Cut Meutia, Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe. (arm/msi) rakyat aceh

Read Full Post »

Senin, 16 Maret 2009 | 07:18

Dikirim Melalui SMS
LANGSA-Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwas) 2009 Kabupaten Aceh Timur (Atim) H.A. Muthalib IBR, SE, MSi, diancam bunuh oleh orang tidak dikenal. Ancaman itu disampaikan langsung kepada ketua Panwaslu dimaksud melalui pesan singkat short massage service (SMS) ke telepon selular (ponsel) miliknya, Sabtu (14/3) lalu.

Hal ini diakui oleh yang bersangkutan kepada wartawan koran ini di Langsa, Minggu (15/3). Menurutnya, ancaman itu ditenggarai karena sikap tegasnya dalam mengawasi dan menindak setiap pelanggaran Pemilu 2009 yang terjadi di lapangan. Serta tidak kompromi terhadap berbagai bentuk pelanggaran pesta demokrasi tersebut.

“Sebelum ditetapkan menjadi ketua Panwas, sejak awal saya sudah menyadari konsekwensi yang akan saya terima dalam menjalani tugas, namun saya sudah siap karena saya yakin hidup dan mati manusia ini atas kehendak Allah SWT,” ujarnya seraya menambahkan akan tetap waspada.

Isi dari sms yang dikirimkan tersebut adalah “Kah ketua panwaslu aceh timu, siap2 akan kamoe bunuh beh. Kamoe nyoe keuneuk pedong nanggroe pue mantong yg meuhadang dike kamoe akan kamoe bunuh. Kah siap2 mantong beuh. Kanto panwas akau kamoe granat lam padum uroe nyoe kah ketuwa akan kamo bunuh cit beh. Lon nyoe salah sidroe CALEG dari 436 CALEG yg na di aceh timu”.

Walaupun begitu, imbuh Muthalib, dirinya menegaskan tak gentar sedikitpun atas ancaman bunuh yang dialamatkan kepadanya itu. Dia juga mengakui, terkait ancaman itu dirinya belum melaporkan kepada pihak berwajib.

Dia menjelaskan dari berbagai kasus yang ditangani selama ini terkait pelanggaran pemilu yang paling menonjol adalah kasus pengrusakan atribut atau alat peraga partai politik yang dipasang disepanjang jalan litas Sumatera. Serta kasus pemasangan atribut partai ditempat-tempat yang dilarang oleh undang-undang pemilu.

“Seperti pemasangan bendera parpol di rumah ibadah dan fasilitas milik pemerintah, itukan tidak dibenarkan dalam undang-undang, makanya kita ambil tindakan tegas,” pungkasnya seraya menandaskan untuk mendapat pelakunya. Kini pihaknya bekerjasama dengan aparat kepolisian setempat melakukan pengintaian terhadap aksi dimaksud.

Pada kesempatan itu A.Muthalib juga mengimbau kepada semua pihak untuk mengikuti aturan main pemilu sesuai dengan perundang-undangan yang telah ditetapkan.

“Bila aturan main itu diikuti dengan baik, maka berbagai bentuk pelanggaran pemilu dapat diminimalisir. Sehingga pemilu damai yang menjadi dambaan kita bersama dapat terwujud,” harapnya. (dai)rakyat aceh

Read Full Post »

« Newer Posts - Older Posts »